Kunjungan Yesus ke Penjara

Share:

(Penjara sore itu terasa lebih sesak dari biasanya. Bukan karena jumlah penghuninya bertambah, tetapi karena kegelisahan yang memenuhi udara. Beberapa mantan pejabat berkumpul dalam satu sel khusus. Mereka bukan sembarang tahanan—dulu mereka dihormati, dipuja, dianggap orang suci di komunitas mereka. Tapi sekarang, mereka mengenakan seragam tahanan seperti kriminal lainnya. Tiba-tiba, pintu sel terbuka. Yesus melangkah masuk. Para tahanan terdiam. Beberapa menatap-Nya dengan kagum, yang lain dengan curiga, bahkan ada yang tersenyum sinis.)


Sikap Skeptis dan Pembelaan Diri

Mantan Walikota (Pak Harun) (tertawa kecil, menyilangkan tangan di dada)
Jadi, ini Dia? Yang disebut Anak Allah? Yang katanya bisa mengampuni dosa manusia?

Yesus (tersenyum lembut)
“Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)
Aku datang untuk yang terhilang. Aku datang untuk kalian.

Mantan Kepala Dinas (Pak Yusuf) (dengan wajah penuh kepahitan)
Datang untuk kami? Hah! Aku tidak butuh pengampunan! Aku tidak bersalah! Ini semua hanya permainan politik. Aku difitnah oleh lawan-lawan politikku. Uang yang katanya aku korupsi itu? Tidak ada bukti yang benar! Tapi ya, publik suka melihat orang jatuh. Gereja yang dulu aku sumbang miliaran pun ikut menghakimi!

Yesus (menatapnya dengan penuh kasih)
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36)
Kau marah karena merasa diperlakukan tidak adil. Tapi, jika semua ini hanya fitnah, mengapa hatimu masih penuh dengan ketakutan?

(Pak Yusuf terdiam, rahangnya mengeras. Ia tidak menjawab.)


Kekayaan, Kekuasaan, dan Hidup Ganda

Mantan Pejabat Gereja (Pak Samuel) (menyela dengan suara santai)
Tuhan, aku tahu aku bersalah. Tapi aku sudah menyiapkan pengacara terbaik. Aku sudah bayar mereka miliaran, dan mereka bilang aku bisa bebas dengan hukuman yang ringan. Aku bahkan masih punya simpanan di Bank. Aku tidak khawatir. Aku akan keluar dari sini dan kembali ke kehidupanku yang dulu.

Yesus (dengan nada tenang)
Kehidupan yang dulu? Kehidupan dengan uang yang bukan milikmu? Kehidupan dengan wanita yang bukan istrimu? Kehidupan di mana kau berpura-pura suci di gereja, sementara hatimu jauh dari Allah?

(Pak Samuel terdiam. Ia tampak terganggu, tapi cepat-cepat tertawa untuk menutupi kegelisahannya.)

Pak Samuel (tertawa kecil)
Ah, Tuhan… Kau tahu sendiri, dunia ini keras. Semua orang melakukannya. Kalau tidak korupsi, bagaimana bisa bertahan?

Yesus (menatapnya dalam-dalam)
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di mana ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga.” (Matius 6:19-20)
Apakah semua orang melakukannya berarti itu benar? Jika semua orang buta, apakah kau juga ingin menutup matamu?


Penyesalan dan Kejatuhan

Mantan Anggota DPR (Pak Herman) (berbisik dengan getir)
Tuhan, aku tidak hanya kehilangan jabatan, tetapi juga keluargaku. Istriku menceraikanku, anak-anakku membenciku. Aku punya istri muda, dan anak dari hubungan gelapku, tapi sekarang mereka juga meninggalkanku. Aku sendirian… (suara gemetar) Apakah Kau masih peduli padaku?

Yesus (lembut, penuh belas kasih)
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
Aku tidak pernah meninggalkanmu, tetapi kaulah yang meninggalkan Aku. Namun jika kau kembali, Aku akan menerimamu.

Pak Herman (menunduk, menangis)
Tapi… apakah mereka akan menerimaku? Istriku? Anak-anakku? Gereja?

Yesus
“Karena jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga.” (Matius 6:14)
Orang-orang mungkin menolakmu. Mereka butuh waktu untuk memaafkan. Tetapi apakah kau mencari penerimaan manusia, atau penerimaan Allah?

(Pak Herman terisak, tidak tahu harus berkata apa.)


Masa Depan Mereka: Pilihan atau Takdir?

Pak Harun (mengangkat alis, masih dengan nada skeptis)
Jadi, apa yang harus kami lakukan? Menyesali dosa, menangis, dan berharap dunia menerima kami kembali? Dunia tidak bekerja seperti itu, Tuhan. Begitu keluar dari sini, kami hanya akan jadi sampah masyarakat. Tidak ada yang mau mempekerjakan mantan koruptor. Tidak ada yang mau bergaul dengan kami.

Yesus (tersenyum lembut)
“Barangsiapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan, dan barangsiapa meninggikan dirinya, ia akan direndahkan.” (Lukas 14:11)
Dunia mungkin tidak menerima kalian, tetapi jika kalian sungguh-sungguh bertobat, kalian tidak lagi menjadi budak masa lalu. Kalian bisa memulai hidup baru—bukan dengan kembali ke kehidupan lama, tetapi dengan hidup dalam kebenaran.

Pak Samuel (dengan suara pelan, mulai merenung)
Dan… bagaimana jika kami gagal? Bagaimana jika kami masih tergoda?

Yesus: “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali.” (Amsal 24:16)
Maka kembalilah kepada-Ku. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk bertobat. Tetapi pertobatan sejati bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan. Hiduplah dalam kebenaran, meskipun itu sulit. Bayarlah apa yang kalian hutangkan kepada dunia. Bukan dengan uang, tetapi dengan kejujuran dan keadilan.

(Semua terdiam. Untuk pertama kalinya, tidak ada yang menyangkal, tidak ada yang membantah. Mereka tidak tahu apakah mereka bisa benar-benar berubah. Tapi di dalam hati mereka, sesuatu mulai bergerak. Harapan. Rasa bersalah. Kesadaran bahwa mereka masih punya pilihan.)


(Yesus berdiri, siap untuk pergi.)

Yesus (tersenyum lembut)
“Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.” (Yohanes 12:47)
Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyelamatkan. Pilihan ada di tangan kalian.

(Yesus berjalan keluar dari sel. Para tahanan saling berpandangan. Pak Herman menatap tanah, air matanya jatuh. Pak Yusuf menggigit bibirnya, mempertimbangkan sesuatu. Pak Samuel, yang tadi sombong, kini tampak gelisah. Dan Pak Harun, sang mantan walikota, untuk pertama kalinya, tidak lagi tersenyum sinis. Mereka tidak tahu apakah mereka bisa benar-benar berubah. Tapi setidaknya, mereka tahu satu hal—mereka tidak bisa lagi berpura-pura.)

One thought on “Kunjungan Yesus ke Penjara

Comments are closed.

error: Content is protected !!