Abstrak:
Kain Kafan Turin secara konsisten menarik perhatian baik dari komunitas ilmiah maupun publik umum, karena banyak yang percaya bahwa kain tersebut adalah kain kafan pemakaman Kristus. Artikel ini bertujuan memberikan tinjauan komprehensif atas penelitian ilmiah terkait yang menjawab dua pertanyaan kunci:
- Bagaimana citra tubuh manusia dan noda darah terbentuk di Kain Kafan?
- Berapa usia Kain Kafan itu?
Jawaban untuk pertanyaan pertama masih menjadi misteri, dan artikel ini mengeksplorasi hipotesis-hipotesis yang paling menjanjikan. Oleh karena itu, komunitas ilmiah seharusnya mendapatkan kesempatan lain di masa mendatang, serupa dengan kampanye STURP tahun 1978, untuk mempelajari objek tersebut. Penanggalan radiokarbon tahun 1989 terhadap Kain Kafan, yang menjawab pertanyaan kedua dan menunjukkan bahwa kain linen tersebut berasal dari abad ke-14 M, dibahas dalam kaitannya dengan hipotesis dan studi eksperimental yang telah menimbulkan kekhawatiran dan keberatan mengenai kemungkinan asal usul abad pertengahannya. Disimpulkan bahwa bukti dari laporan-laporan penting yang telah diterbitkan sejauh ini, yang menantang penanggalan radiokarbon, masih belum cukup untuk membatalkan hasil tersebut. Namun demikian, disarankan untuk mengambil sampel baru dari bagian berbeda dari objek tersebut untuk melakukan serangkaian pengukuran penanggalan radiokarbon kedua.
Kata kunci: warisan budaya; arkeologi; arkeometri; kain kafan Turin; Kristus; Yesus; linen
1. Pendahuluan
Banyak orang percaya bahwa Kain Kafan Turin adalah kain kafan linen yang digunakan untuk membungkus tubuh Kristus sebelum pemakamannya. Kain kafan tersebut memperlihatkan gambar samar seorang pria yang telah disalib dan dicambuk, terlihat dari bagian depan dan belakang. Objek ini adalah selembar kain linen (4,4 m × 1,1 m), yang disimpan di Katedral Santo Yohanes Pembaptis di Turin, Italia. Sejarah kain kafan yang tidak terbantahkan dan terdokumentasi dimulai pada abad ke-14, setelah pertama kali muncul di Prancis. Kain tersebut tiba di Turin pada abad ke-16, dan sejak saat itu disimpan disana. Selama sejarahnya yang diketahui, kain ini kadang-kadang dipamerkan untuk penghormatan. Objek ini menjadi dikenal luas setelah tahun 1898, ketika difoto oleh S. Pia. Dalam foto-foto ini, sosok pria yang sekarang terkenal — yang diyakini banyak orang sebagai representasi dari Yesus yang disalibkan — terlihat jauh lebih jelas daripada saat dilihat dengan mata telanjang.
Setelah publikasi foto-foto Pia, Kain Kafan Turin menarik perhatian besar. Pertanyaan utama yang perlu dijawab adalah mengenai keaslian objek tersebut, dan dirumuskan sebagai berikut: Apakah Kain Kafan Turin adalah kain kafan linen yang digunakan untuk pemakaman Yesus? Memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan ini sangatlah sulit, jika bukan mustahil. Sebagai akibatnya, penelitian arkeometri telah difokuskan pada dua sub-pertanyaan, yang saling berkaitan dan terkait dengan isu keaslian Kain Kafan. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:
- Bagaimana gambar tubuh manusia dan tanda-tanda (yang diyakini sebagai noda darah yang berkaitan dengan penyaliban Yesus) tercetak pada Kain Kafan tersebut?
- Berapa usia Kain Kafan itu?
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan dasar dan standar dalam studi arkeometri pada umumnya, yang mencoba menjawab metode (bagaimana?) dan periode (kapan?) dari pembuatan suatu objek.
Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menguraikan upaya komunitas ilmiah dalam menjawab dua pertanyaan kunci tersebut. Artikel ini disusun sebagai berikut. Bagian 2 memberikan deskripsi singkat mengenai gambar pada Kain Kafan dan noda-noda yang diduga sebagai darah. Bagian 3 dan 4 menyajikan studi yang telah dipublikasikan yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dijelaskan di atas (i) dan (ii), secara berturut-turut. Diskusi singkat disediakan dalam Bagian 5 untuk menentukan batas-batas antara ilmu pengetahuan dan iman, serta untuk meninjau informasi yang disampaikan oleh Perjanjian Baru tentang kain kafan pemakaman Yesus. Akhirnya, beberapa kesimpulan disampaikan di Bagian 6.
Seluruh literatur yang terkait dengan Kain Kafan Turin sangat luas. Namun, bagian dari literatur ini yang telah melalui proses peninjauan sejawat relatif terbatas, mengingat signifikansi subjek ini dan minat yang luas dari masyarakat umum serta media. Keterbatasan literatur yang ditinjau sejawat dapat dimaklumi, karena akses untuk mempelajari Kain Kafan hanya diberikan kepada sejumlah kecil ilmuwan, dan hanya beberapa sampel yang diizinkan untuk diambil dari objek tersebut, sehingga analisis ilmiah secara menyeluruh menjadi tantangan. Ulasan ini berfokus pada studi yang memenuhi kriteria berikut.
- Hanya makalah arkeometri yang membahas dua pertanyaan utama yang disebutkan sebelumnya yang disertakan. Oleh karena itu, studi historis dan forensik yang luas tidak termasuk dalam ulasan ini.
- Artikel yang diterbitkan setelah menjalani proses peninjauan sejawat, atau surat kepada editor jurnal terkemuka, yang terutama dipertimbangkan. Beberapa pengecualian dibuat untuk mendukung diskusi, tetapi bahkan pengecualian ini didukung oleh artikel yang telah ditinjau sejawat atau memiliki dampak signifikan dan memicu diskusi yang bermanfaat.
2. Gambar Tubuh dan Noda Darah yang Diduga
Kain linen tersebut menggambarkan seluruh tubuh seorang pria, kemungkinan berusia paruh baya, dengan kumis, janggut, dan rambut panjang. Pada satu sisi kain terlihat bagian depan tubuh, sedangkan di sisi lainnya tampak bagian belakang tubuh. Kedua sisi tersebut menghadap arah yang berlawanan, dengan wajah dan bagian belakang kepala berada kira-kira di tengah kain. Posisi gambar tubuh menunjukkan seorang pria yang telah meninggal, dengan tangan terlipat di atas bagian pangkal paha. Namun, ketidaksesuaian anatomi yang dijelaskan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa gambar tubuh tersebut tidak sepenuhnya realistis untuk tubuh manusia.
Kain kafan ini memiliki ketebalan sekitar 0,35 mm dan ditenun dari benang linen, yang masing-masing terdiri atas 70 hingga 120 serat dengan diameter antara 10 hingga 20 µm. Kain tersebut memiliki pola tenunan 3:1 herringbone twill. Foto-foto objek ini dapat ditemukan di internet.
Yang sangat menarik perhatian adalah noda-noda kemerahan pada gambar tersebut, yang tampak seperti noda darah dan luka, dan yang lebih penting, sesuai dengan teks-teks Injil tentang penyaliban Kristus. Pada Tabel 1, noda-noda paling penting dijelaskan dan diberikan interpretasi sesuai dengan catatan Injil.
Beberapa tanda lain (yang tidak termasuk dalam Tabel 1) yang bisa terlihat pada gambar Kain Kafan adalah tulang pipi yang bengkak dan trauma wajah lainnya yang bisa diartikan sebagai memar akibat penyiksaan fisik. Selain itu, mungkin terdapat lecet di bahu gambar tubuh, yang oleh para pendukung keaslian Kain Kafan diyakini sebagai tanda bahwa Yesus memikul salib. Sekali lagi, tanda-tanda ini konsisten dengan catatan Injil.
Table 1. Noda yang Terlihat pada Gambar Kain Kafan dan Penafsiran Hipotesisinya Menurut Injil
| Lokasi Noda | Interpretasi Menurut Catatan Injil |
| Noda di kepala | Noda darah akibat mahkota duri |
| Noda besar di salah satu sisi yang tercetak | Luka tombak dan noda darah akibat tusukan tombak prajurit Romawi |
| Noda besar di pergelangan tangan | Luka dan darah akibat paku penyaliban |
| Noda di tulang tumit | Luka dan darah akibat paku penyaliban |
| Noda terputus-putus (seperti titik- titik) di dada, lengan, kaki, dan di bagian belakang gambar tubuh | Noda darah akibat pencambukan |
Pemeriksaan cermat terhadap gambar tubuh menghasilkan tiga elemen penting yang dari sudut pandang forensik, memberikan dukungan terhadap kemungkinan bahwa Kain Kafan memang digunakan untuk membungkus tubuh seorang pria yang dicambuk dan disalibkan:
- Noda darah akibat pencambukan terdapat tidak hanya di bagian belakang tubuh, tetapi juga di bagian depan, terutama dada, lengan, dan kaki. Dalam ikonografi Kristen tradisional, hanya punggung Yesus yang digambarkan mengalami luka akibat cambukan. Namun, gambaran ini tidak akurat karena cambuk kemungkinan melingkari tubuh dan menyebabkan luka di bagian depan juga. Oleh karena itu, gambar pada Kain Kafan memberikan penggambaran yang lebih akurat tentang luka akibat cambukan.
- Noda darah pada pergelangan tangan menunjukkan bahwa paku penyaliban ditempatkan di pergelangan tangan, bukan telapak tangan. Hal ini lebih realistis secara forensik karena telapak tangan yang dipaku tidak akan mampu menahan berat tubuh. Bukti arkeologis juga menunjukkan bahwa penyaliban oleh bangsa Romawi sering kali dilakukan dengan memaku pada tulang tumit, bukan telapak kaki.
- Ibu jari yang tidak terlihat dalam gambar, seolah-olah setiap ibu jari ditekan ke arah telapak tangan. Posisi ini bisa dijelaskan oleh kerusakan saraf ibu jari yang terjadi saat paku menembus pergelangan tangan, memberikan dukungan lebih lanjut bahwa gambar ini memang berasal dari orang yang disalib ketika masih hidup. Restorasi digital pada bagian tangan mendukung skenario ini.
Selain hal-hal diatas, yang berkaitan dengan pembentukan gambar dan “noda darah”, Kain Kafan juga memperlihatkan kerusakan yang tampak (misalnya dua garis paralel) akibat kebakaran tahun 1532. Saat kebakaran terjadi, Kain Kafan dilipat dan disimpan dalam wadah logam. Panas dan tetesan logam cair yang menembus lapisan kain yang dilipat menyebabkan kerusakan permanen. Setelah kebakaran, lubang-lubang tersebut diperbaiki dengan tambalan berbentuk segitiga, dan kain penopang (dikenal sebagai “kain Holland”) ditempelkan di bagian belakang Kain Kafan. Kain penopang ini baru-baru ini diganti dengan kain lain. Terakhir, noda-noda air besar juga terlihat pada Kain Kafan.
3. Bagaimana Gambar Tubuh dan Noda Dibentuk?
Studi oleh tim STURP (Shroud of Turin Research Project) merupakan tonggak penting. Oleh karena itu, artikel-artikel yang mengkaji dan mencoba menjelaskan gambar pada Kain Kafan serta noda-noda darah yang diduga tersebut, dibagi menjadi studi dan hipotesis awal (Bagian 3.1) yang dilakukan sebelum studi STURP, studi STURP itu sendiri (Bagian 3.2), dan hipotesis setelah STURP (Bagian 3.4). Karena peran potensial pigmen dalam pembentukan gambar tubuh dan noda darah sangat penting, topik ini dibahas secara terpisah dalam Bagian 3.3.
3.1 Studi dan Hipotesis Awal
Studi ilmiah pertama tentang Kain Kafan Turin dilakukan oleh S. Pia yang memotretnya pada tahun 1898. Saat mengembangkan negatif fotografi tersebut, Pia menyadari bahwa hasil negatif tersebut justru memperlihatkan gambar positif dari pria yang digambarkan di Kain Kafan. Ini berarti bahwa gambar pada kain sebenarnya adalah negatif. Hasil tak terduga ini menjadi indikasi kuat bahwa gambar tersebut tidak mungkin hasil lukisan, mengingat kompleksitas dan detail yang hanya terungkap melalui bentuk negatif. Temuan visual Pia kemudian dikonfirmasi oleh fotografer lain, termasuk G. Enrie (1931) dan V.D. Miller (1978).
Segera setelah foto Pia dipublikasikan, beberapa skenario diusulkan pada tahun 1902 dan 1903 untuk menjelaskan pembentukan gambar tersebut. Misalnya, disarankan bahwa gambar manusia bisa terbentuk oleh aksi radiografi dari tubuh yang dibungkus, atau bahwa gambar dibuat melalui transfer lukisan ke kain, karena teknik penjiplakan telah dikenal sebelumnya. Namun, sebagian besar merupakan usulan singkat yang didasarkan pada informasi yang terbatas dan kadang tidak akurat tentang gambar sebenarnya di Kain Kafan.
Pada tahun 1937, artikel perintis oleh P. Vignon menyatakan bahwa gambar pada Kain Kafan tidak mungkin merupakan karya seni, karena tidak ada seniman sebelum penemuan fotografi (abad ke-19) yang akan melukis dalam format negatif. Vignon juga berpendapat bahwa gambar itu tidak terbentuk melalui kontak langsung antara kain dan tubuh manusia, karena kontak langsung akan menimbulkan distorsi signifikan, yang tidak terlihat pada gambar Kain Kafan.
Lebih lanjut, Vignon melakukan eksperimen menarik: ia mengoleskan kain dengan aloe dan meletakkannya di atas plester yang dibasahi larutan amonia. Ia melaporkan bahwa tercetak gambar mirip Kain Kafan pada kain. Amonia dapat dihasilkan dari fermentasi urea dalam keringat orang yang disiksa, dan aloe digunakan sebagai rempah pemakaman, serta disebut dalam Injil Yohanes (19:40). Singkatnya, hipotesis ini menyatakan bahwa uap amonia dari tubuh berinteraksi dengan aloe di kain dan membentuk gambar tubuh.
3.2 Studi oleh STURP
Pada Oktober 1978, Kain Kafan Turin dipelajari secara sistematis oleh sekelompok ilmuwan dan pakar yang kemudian dikenal sebagai tim STURP. Studi di tempat terhadap Kain Kafan berlangsung selama lima hari dan dilakukan menggunakan instrumen portabel tercanggih pada masa itu. Selain itu, sebanyak 32 sampel diambil dari Kain Kafan dan dianalisis di laboratorium para peneliti STURP dan kolaborator mereka.
Daftar rinci yang menjelaskan para peneliti, laboratorium yang terlibat, dan teknik yang digunakan tersedia secara daring. Sampel dikumpulkan menggunakan pita perekat. Setiap sampel pita berukuran sekitar 5 cm², diterapkan dengan roller khusus, lalu dilepaskan secara hati-hati untuk mengambil material dari permukaan. Sampel diambil dari berbagai area Kain Kafan, termasuk dari area dengan gambar tubuh manusia dan noda darah yang diduga, area tanpa tanda, serta area yang terbakar.
Hasilnya dipublikasikan dalam berbagai artikel di jurnal yang telah ditinjau sejawat, terutama pada tahun 1980–1981 dan beberapa di tahun-tahun berikutnya. Tinjauan hasil utama diterbitkan oleh Schwalbe dan Rogers serta Jumper dan rekan-rekannya.
Temuan utama tim STURP dirangkum sebagai berikut:
- Gambar tubuh manusia bukanlah hasil lukisan. Kesimpulan ini didukung oleh beberapa temuan:
- Tidak ditemukan bukti goresan kuas pada kain linen.
- Pigmen anorganik tidak ditemukan dalam jumlah signifikan di area yang diperiksa, baik secara langsung maupun dalam sampel yang diambil. Pewarna organik seperti lake dan dye juga tidak terdeteksi.
- Meskipun besi (Fe) terdeteksi (yang bisa menyiratkan keberadaan oker/ochre), konsentrasi besi dianggap terlalu rendah untuk membentuk gambar. Selain itu:
- Spektroskopi fluoresensi sinar-X (XRF) menunjukkan tidak adanya variasi signifikan konsentrasi besi di sepanjang gambar wajah bagian depan.
- Studi radiografi tidak menemukan ketidakteraturan kerapatan yang menunjukkan penggunaan pigmen logam berat.
- Spektrum reflektansi UV-Vis dari area gambar menyerupai area yang hangus (terbakar), yang menyiratkan bahwa tidak ada bahan tambahan yang digunakan.
- Besi dari oker biasanya disertai logam lain sebagai kontaminan, tetapi logam lain tidak terdeteksi.
- Beberapa partikel Fe2O3 diduga sebenarnya adalah “serpihan darah.”
- Besi juga ditemukan di seluruh kain, termasuk area tanpa gambar, dan kebanyakan dalam bentuk terkelat (chelated), bukan sebagai oksida.
- Tidak ditemukan rempah pemakaman atau sekresi kulit dalam investigasi tim STURP. Jika gambar terbentuk oleh zat-zat ini, maka seharusnya sudah rusak atau menghilang akibat kebakaran tahun 1532. Namun, densitas gambar bagian depan dan belakang tidak menunjukkan perbedaan signifikan yang seharusnya terjadi jika dipengaruhi berat tubuh.
- Gambar tubuh muncul akibat perubahan warna kuning transparan dan tidak merata pada permukaan serat kain, hanya di bagian paling atas benang linen. Kegelapan gambar ditentukan oleh jumlah serat yang menguning, bukan intensitas warna kuningnya. Perubahan ini terjadi akibat dehidrasi, oksidasi, dan pembentukan struktur konjugasi dalam selulosa.
- Gambar tubuh memiliki kualitas tiga dimensi (3D). Temuan ini telah disebutkan sebelum studi STURP dan dikonfirmasi kembali melalui foto-foto tahun 1978.
- Noda darah: Heller dan Adler mengidentifikasi hemoglobin pada sampel dari area “darah”, yang juga menunjukkan keberadaan bilirubin dan albumin. Tidak ada fluoresensi UV di area ini, menunjukkan bahwa noda tersebut adalah darah asli. Berbeda dari gambar tubuh, darah menembus benang.
- Unsur logam: Kalsium (Ca), strontium (Sr), dan besi (Fe) ditemukan merata di seluruh kain. Perak (Ag) ditemukan di area hangus, kemungkinan berasal dari peti perak yang meleleh saat kebakaran tahun 1532.
Kesimpulan STURP:
“Kami dapat menyimpulkan untuk saat ini bahwa gambar pada Kain Kafan adalah dari bentuk manusia nyata yang telah dicambuk dan disalib. Itu bukan hasil karya seorang seniman.”
Very good https://is.gd/N1ikS2
Awesome https://is.gd/N1ikS2