Pengelolaan Sampah di Kota Ambon: Dari Masalah ke Solusi Berkelanjutan

Share:

Kota Ambon, dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan aktivitas masyarakat yang dinamis, menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Tempat sampah yang berada di pinggir jalan, terutama di dekat pemukiman, menciptakan pemandangan yang tidak sedap, disertai aroma yang mengganggu. Ditambah lagi, keterbatasan armada pengangkut sampah sering menyebabkan penumpukan sampah, bahkan hingga tercecer di jalan. Situasi ini tidak hanya mencoreng wajah kota tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Lalu, bagaimana seharusnya Kota Ambon mengelola sampah dengan lebih baik?

Identifikasi Masalah Utama

  1. Lokasi Tempat Sampah yang Tidak Strategis
    Tempat sampah yang diletakkan di pinggir jalan, terutama di area pemukiman, sering kali menjadi sumber keluhan warga. Penempatan ini mengganggu pemandangan dan menciptakan bau tak sedap.
  2. Armada Pengangkut yang Terbatas
    Jumlah mobil pengangkut sampah yang tidak mencukupi menyebabkan sampah menumpuk lebih lama di tempat pembuangan sementara. Ketika diangkut, sampah sering kali berceceran di jalan karena kurangnya penutup pada kendaraan pengangkut.
  3. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
    Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan memilah sampah atau membuang sampah pada tempatnya. Hal ini memperburuk kondisi pengelolaan sampah secara keseluruhan.
  4. Minimnya Infrastruktur dan Teknologi Pengolahan Sampah
    Kota Ambon belum memiliki sistem pengolahan sampah yang modern dan memadai, seperti fasilitas daur ulang atau pengomposan yang terintegrasi.
Sampah di pemukiman [tribunnews.com]

Prinsip Pengelolaan Sampah yang Baik

Pengelolaan sampah yang efektif harus berbasis pada konsep 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Konsep ini dapat diterapkan melalui langkah-langkah berikut:

  1. Penempatan Tempat Sampah yang Tepat
    • Tempat sampah harus diletakkan di lokasi strategis yang mudah dijangkau tetapi tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
    • Tempat sampah perlu dibagi menjadi tiga kategori: sampah organik, anorganik, dan bahan berbahaya (B3), sehingga memudahkan proses daur ulang.
  2. Peningkatan Armada dan Teknologi Pengangkutan
    • Pemerintah kota harus menambah jumlah kendaraan pengangkut sampah dan memastikan kendaraan tersebut dilengkapi dengan penutup untuk mencegah sampah tercecer di jalan.
    • Gunakan teknologi modern seperti compactor truck yang mampu memadatkan sampah sehingga lebih efisien dalam pengangkutan.
  3. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah
    • Kota Ambon memerlukan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang dapat mengolah sampah organik menjadi kompos dan mendaur ulang sampah anorganik menjadi bahan yang bernilai ekonomi.
    • Fasilitas ini dapat dikelola bersama oleh pemerintah, swasta, dan komunitas masyarakat.
  4. Peningkatan Kesadaran Masyarakat
    • Edukasi tentang pentingnya memilah sampah harus dilakukan secara terus-menerus melalui kampanye, pelatihan, dan kurikulum sekolah.
    • Libatkan masyarakat dalam program bank sampah, di mana mereka bisa menukarkan sampah anorganik dengan insentif ekonomi.
  5. Digitalisasi Sistem Pengelolaan Sampah
    • Gunakan aplikasi berbasis teknologi untuk mengatur jadwal pengangkutan sampah, melaporkan lokasi tempat sampah yang penuh, dan memberikan informasi edukasi kepada masyarakat.
Armada angkutan sampah [koreri.com]

Belajar dari Kota Lain

Beberapa kota di Indonesia telah berhasil menerapkan pengelolaan sampah yang lebih baik dan dapat menjadi inspirasi bagi Ambon:

  • Surabaya: Menggunakan sistem bank sampah yang melibatkan masyarakat untuk memilah sampah anorganik dan mendapatkan keuntungan ekonomi.
  • Banyuwangi: Menerapkan program pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair untuk keperluan pertanian lokal.
  • Bandung: Menggunakan teknologi biodigester untuk mengubah sampah organik menjadi biogas.

Kolaborasi untuk Ambon Bersih

Pengelolaan sampah yang baik tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa langkah konkrit:

  1. Pemerintah Kota
    • Menyediakan regulasi yang tegas tentang pengelolaan sampah, termasuk sanksi bagi pelanggar.
    • Meningkatkan anggaran untuk infrastruktur dan edukasi pengelolaan sampah.
  2. Masyarakat
    • Mengadopsi kebiasaan memilah sampah dan membuang sampah pada tempatnya.
    • Berpartisipasi dalam program komunitas seperti bank sampah dan kampanye kebersihan lingkungan.
  3. Swasta
    • Mendukung program daur ulang melalui investasi fasilitas pengolahan sampah.
    • Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam produksi dan distribusi.
  4. Perguruan Tinggi
    • Melakukan penelitian untuk menciptakan teknologi pengolahan sampah yang efisien dan ramah lingkungan.
    • Mengadakan program pengabdian masyarakat untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah kepada warga.

Menuju Ambon yang Bersih dan Berkelanjutan

Masalah sampah bukanlah hal yang tidak dapat diselesaikan. Dengan komitmen kuat dari semua pihak, Kota Ambon dapat mengubah pengelolaan sampahnya menjadi lebih baik. Tidak hanya akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui daur ulang dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Saatnya Ambon berhenti mengabaikan masalah ini dan mulai bertindak. Bersama, kita bisa mewujudkan kota yang bersih, indah, dan ramah lingkungan. Ambon tidak hanya layak dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kebersihannya yang terjaga.

error: Content is protected !!