Di tengah gemerlap klub malam Jakarta era 1970-an, seorang perempuan dengan suara emas melantunkan nada-nada jazz yang memikat hati. Dialah Margie Segers, penyanyi legendaris yang dijuluki “The First Lady of Jazz” oleh maestro Ireng Maulana. Dengan vokal penuh jiwa, gaya panggung yang memukau, dan dedikasi tiada henti, Margie tidak hanya menjadi pelopor jazz perempuan di Indonesia, tetapi juga simbol keabadian musik yang lahir dari hati. Inilah kisahnya—perjalanan seorang diva yang menari di antara nada-nada blues, soul, dan jazz, mengukir warisan yang tak lekang oleh waktu.
Dari Cimahi ke Panggung Dunia
Lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 16 Agustus 1950, Margaretta Gerttruda Maria—atau yang akrab disapa Margie Segers—mewarisi darah seni dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Anton Segers, seorang Belanda yang mahir memainkan gitar Hawaiian dan keroncong, dan ibunya, Maria Pietersz, seorang penyanyi gereja berdarah Maluku yang bersuara merdu. Bakat musik Margie sudah terlihat sejak dini. Saat berusia 7 bulan, ia dibawa ke Belanda, tempat ia menghabiskan 18 tahun pertama hidupnya. Di sana, ia jatuh cinta pada jazz, terpesona oleh suara Ella Fitzgerald, Shirley Bassey, dan Sarah Vaughan yang mengalun dari piringan hitam.
Kembali ke Indonesia pada 1969, Margie memulai petualangannya di dunia musik. Jakarta, dengan klub-klub malamnya yang penuh pesona, menjadi panggung awalnya. Dari LCC, Flaminggo, hingga Hotel Indonesia, Margie memukau penonton dengan suara yang dalam dan penuh emosi. Awalnya, ia menyanyikan lagu-lagu blues dan rock bersama saudaranya, Jimmy, sebelum akhirnya menemukan jati dirinya dalam jazz, dipandu oleh legenda seperti Jack Lesmana dan Bubi Chen.
Melaju di Jalur Jazz: Hits dan Kolaborasi Ikonik
Nama Margie Segers melejit pada 1974 berkat lagu “Semua Bisa Bilang”, ciptaan Charles Hutagalung. Lagu ini bukan sekadar hits radio; ia adalah cerminan perjuangan Margie. Dengan aksen Ambon yang kental, ia menghabiskan berbulan-bulan di studio bersama Jack Lesmana untuk menyempurnakan pengucapan, menghasilkan karya yang hingga kini dikenang sebagai salah satu lagu jazz terbaik Indonesia. Album Semua Bisa Bilang (1975) menjadi tonggak awal, diikuti oleh Terpikat (1975) bersama Bubi Chen, yang memamerkan kolaborasi dengan musisi papan atas seperti Benny Mustafa.
Margie terus melahirkan karya, dari Jazz Vocal Indonesia Volume 1 & 2 bersama Ireng Maulana hingga Kesepian dan Citra di bawah label Granada Records. Pada 2005, ia kembali menggebrak dengan The Lady of Jazz, mengemas ulang lagu-lagu populer era 1980-an dalam nuansa jazz yang segar. Kolaborasinya dengan musisi seperti Idang Rasjidi dan Mus Mujiono menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan esensi.
Panggung yang Tak Pernah Padam
Margie bukan hanya penyanyi; ia adalah performer sejati. Dari panggung Jakarta Fair hingga acara televisi, ia selalu memukau dengan energi panggungnya yang khas. Bahkan di usia senja, semangatnya tak pernah pudar. Pada 2019, dengan rambut oranye yang mencuri perhatian, ia tampil memukau di Jaya Pub, melantunkan “Ain’t No Sunshine” dengan kekuatan vokal yang masih utuh. Di Jazz Gunung Bromo 2023, ia berbagi panggung dengan musisi muda seperti Ardhito Pramono, membuktikan bahwa musiknya lintas generasi. Puncaknya, pada Oktober 2024, Margie tampil bersama trio R.E.M (Rien Djamain, Ermy Kullit, Margie Segers) di Synchronize Festival, menyanyikan lagu-lagu klasik dengan pesona yang tak memudar.
Jiwa Jazz Margie: Kepekaan dan Kejujuran
Bagi Margie, jazz bukan sekadar genre, melainkan cara berekspresi. “Menyanyi jazz itu harus dari hati,” katanya, menekankan bahwa kepekaan emosional jauh lebih penting daripada teknik semata. Vokalnya, yang kaya akan nuansa soul dan blues, mampu menghidupkan lagu-lagu seperti “Citra” dan “Layu Sebelum Berkembang” dengan emosi yang mendalam. Pengaruh Motown dan Blue Note bercampur dengan sentuhan lokal, menciptakan gaya yang unik dan autentik.
Margie juga dikenal karena keberaniannya bereksperimen. Ia pernah membentuk band perempuan Otentic pada 1970-an, sebuah langkah berani di masa itu. Kolaborasinya dengan musisi seperti Jack Lesmana, Bubi Chen, dan Ireng Maulana menunjukkan kemampuan untuk terus belajar dan berkembang, sembari tetap setia pada akar jazz-nya.
Diskografi
Margie Segers telah menelurkan banyak album sepanjang kariernya, antara lain:
- Semua Bisa Bilang (1974)
- Terpikat (1975) bersama Bubi Chen
- Nada & Lagu (1976) bersama Jopie Item
- Pop Jazz (1976) bersama Broery Pesolima dan Jack Lesmana
- Jazz Vocal Indonesia Volume 1 & 2 (1976, 1977) bersama Ireng Maulana
- Rindu Asmara (1978) Enggo Lari (1979)
- Dialog Dalam Nada (1980) bersama Christ Kayhatu dan Embong Rahardjo
- Jazz (1981)
- Enggo Lari (1982)
- Jazz Samba (1983) bersama Ireng Maulana
- Selamat Datang Bahagia (1987) bersama Jopie Item
- Kesepian (1990)
- Pergi Untuk Kembali (1993)
- Life! (2004) bersama Bintang Indrianto dan Idang Rasjidi
- Jazzy Christmas (2004) bersama Idang Rasjidi
- Sweet Jazzy (2005) bersama Ireng Maulana
- The Lady Of Jazz (2005) bersama Ireng Maulana
- Cinta (2009)

Warisan dan Inspirasi
Margie Segers adalah saksi hidup masa keemasan jazz Indonesia di era 1970-an, ketika genre ini bersanding dengan pop dan rock di hati pendengar. Penghargaan seperti Juara Pertama Jazz Vocalist Festival (1979) dan Juara Harapan I Festival Lagu Populer Tingkat Nasional (1973) hanyalah sebagian kecil dari pengakuan atas bakatnya. Namun, warisan sejatinya adalah inspirasinya bagi generasi baru musisi jazz Indonesia. Ia mengapresiasi kemudahan akses teknologi bagi musisi muda, tetapi mengingatkan mereka untuk tetap menghasilkan karya yang bermakna.
Di usia yang kini mendekati 75 tahun, Margie tetap menjadi mercusuar jazz Indonesia. “Panjang umur, Margie!” seru para penggemar, dan memang, semangatnya seolah tak pernah menua. Dengan setiap nada yang ia lantunkan, Margie Segers terus mengukir kisah tentang cinta, kepekaan, dan keabadian musik jazz.
Penutup
Margie Segers bukan hanya nama, melainkan simbol perjuangan dan passion dalam musik. Dari klub malam Jakarta hingga panggung festival modern, ia adalah bukti bahwa jazz Indonesia memiliki cerita yang kaya dan penuh warna. Apakah Anda ingin mendalami salah satu lagunya atau mengetahui lebih banyak tentang penampilannya? Ceritakan kepada saya, dan mari kita jelajahi lebih dalam dunia sang ratu jazz!