Lompatan Bersejarah dari Timur: Siswa Maluku Ukir Nama dengan Emas Pertama OSN Informatika 2025

Share:

Sebuah cahaya kebanggaan memancar dari Maluku. Dalam gelaran Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 yang berlangsung panasnya persaingan, sebuah nama berhasil membuat decak kagum seluruh delegasi: Thesen Wijaya, siswa SMAN 1 Ambon. Remaja berbakat ini tidak hanya sekadar meraih medali, tetapi telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah pendidikan provinsinya dengan menyabet medali emas pertama sepanjang sejarah Maluku di OSN bidang Informatika.

Prestasi Thesen bukan sekadar angka atau piala. Ini adalah sebuah narasi inspiratif tentang mimpi yang tidak mengenal batas geografi, tentang semangat yang bangkit dari daerah yang sering kali dipandang sebagai “pemain pinggiran” dalam peta kompetisi sains nasional. Ini adalah simbol harapan bagi generasi muda di wilayah yang seringkali tertinggal dalam akses pendidikan teknologi.

Apa Itu OSN (Olimpiade Sains Nasional)?

OSN adalah kompetisi prestasi akademik tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Tujuannya memotivasi siswa SD, SMP, SMA/SMK/MA untuk unggul di bidang sains, matematika, informatika, bahasa, seni, dan olahraga. OSN terdiri dari tiga tahap: Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional, dengan peserta terpilih bersaing memperebutkan medali emas, perak, perunggu, serta kesempatan lanjut ke tingkat internasional seperti Olimpiade Internasional (IOI untuk Informatika). Bidang Informatika, misalnya, menguji kemampuan pemrograman, algoritma, dan logika komputasi melalui soal-soal kompleks yang memerlukan pemikiran inovatif. Setiap tahun, OSN melibatkan ribuan siswa dari seluruh provinsi, menjadi ajang pemerataan pendidikan dan pembinaan talenta muda Indonesia.

Tempat pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 jenjang nasional adalah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Sementara itu, untuk tingkat provinsi, pelaksanaan dilakukan secara serentak di berbagai wilayah di Indonesia pada 19-21 Agustus 2025 di lokasi yang ditentukan oleh dinas pendidikan setempat.

Dari Ambon ke Panggung Nasional: Perjalanan Thesen

Thesen, yang lahir dan besar di Ambon, bukanlah pendatang baru di dunia olimpiade sains. Sebelum menjuarai OSN Informatika 2025, ia sudah menorehkan prestasi gemilang di bidang matematika. Pada 2024, Thesen meraih peringkat pertama di OSN Provinsi Maluku bidang Matematika dan menjadi finalis OSN SMA nasional di bidang yang sama. Tak berhenti di situ, ia juga menyabet medali emas di Olimpiade FMIPA Universitas Pattimura (UNPATTI) bidang Matematika tahun itu juga.

Transisi ke informatika tampaknya alami bagi Thesen, yang dikenal sebagai “si jenius dari Ambon”. Bidang ini, yang melibatkan pemrograman, algoritma, dan pemecahan masalah komputasi, menuntut tidak hanya kecerdasan tapi juga kreativitas. Thesen lolos seleksi ketat: mulai dari tingkat kabupaten/kota di Ambon, provinsi Maluku, hingga final nasional yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemdikbudristek pada akhir September 2025 di Jakarta. Di sana, ia bersaing dengan ratusan siswa terbaik dari 38 provinsi, dan keluar sebagai salah satu dari segelintir pemenang medali emas jenjang SMA/MA.

Apa rahasianya? Menurut profilnya di Academy of Champions (AoC) Ruangguru, Thesen memiliki minat mendalam pada sains dan matematika sejak kecil. Hobinya termasuk memecahkan teka-teki logika dan coding mandiri, meskipun akses internet dan fasilitas di Maluku terbatas. “Saya ingin membuktikan bahwa anak Maluku bisa bersaing di level nasional,” katanya dalam salah satu wawancara, yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Di balik kesuksesannya, Thesen digambarkan sebagai pribadi yang rendah hati, tekun, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Guru-gurunya bercerita, ia tidak pernah puas dengan materi yang diberikan di kelas. Waktunya sering dihabiskan untuk menggali berbagai sumber online, berlatih memecahkan soal-soal pemrograman yang rumit, dan berdiskusi dengan mentor-mentornya.

“Kunci utama Thesen adalah konsistensi. Di tengah keterbatasan, ia punya semangat baja. Ia melihat setiap masalah bukan sebagai halangan, tapi sebagai puzzle yang harus diselesaikan. Prestasi ini adalah buah dari kerja kerasnya yang tanpa henti,” ujar salah seorang guru pembimbingnya dengan mata berkaca-kaca.

Menerobos Batas, Membuka Gerbang Sejarah

OSN, yang merupakan puncak piramida kompetisi akademik bagi siswa Indonesia, selalu menjadi ajang persaingan ketat, khususnya di bidang Informatika. Di sini, peserta ditantang untuk memecahkan persoalan kompleks menggunakan logika, algoritma, dan pemrograman. Selama ini, pemenang sering kali didominasi oleh siswa-siswa dari kota-kota besar dengan akses dan fasilitas yang lebih mumpuni.

Namun, Thesen datang dan mengubah narasi itu. Dengan ketekunan dan kecerdasannya, ia berhasil menerobos dominasi tersebut. Medali emas yang dikalungkan di lehernya bukan hanya miliknya sendiri, melainkan sebuah kado istimewa bagi seluruh anak muda Maluku. Prestasi ini membuktikan bahwa bakat dan potensi ada di mana-mana, termasuk di ujung timur Indonesia.

Dampak Besar untuk Maluku: Lebih dari Sekadar Medali

Pencapaian Thesen bagai semburan udara segar. Ia telah menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fasilitas bukanlah penghalang untuk meraih prestasi kelas nasional. Kisahnya menginspirasi ribuan siswa di daerah untuk bermimpi besar dan berani bersaing.

Ia telah membuka mata dunia pendidikan bahwa dengan dukungan yang tepat—baik dari sekolah, pemerintah daerah, dan komunitas—setiap anak berpeluang menjadi champion. Prestasi ini diharapkan dapat memicu domino effect, memotivasi adik-adik kelasnya untuk mengikuti jejaknya, tidak hanya di Informatika tetapi juga di berbagai bidang sains lainnya.

Lebih jauh, kemenangan ini membuka pintu bagi Thesen untuk mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) menuju International Olympiad in Informatics (IOI) 2026. Ia juga berpeluang mendapatkan beasiswa ke universitas top seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Universitas Indonesia (UI) di bidang Teknik Informatika.

Bagi masyarakat Maluku, Thesen adalah role model. “Dia menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi di bidang sains, meski dari daerah terpencil,” ujar salah satu guru di SMAN 1 Ambon. Prestasi ini juga mendorong peningkatan program STEM di sekolah-sekolah lokal, agar lebih banyak “Thesen” yang muncul di masa depan.

Masa Depan Cerah: Apa Selanjutnya?

Dengan GPA 88/100 dan semangat juang yang tinggi, Thesen Wijaya bukan hanya juara hari ini, tapi pemimpin besok. Di era digital di mana informatika menjadi kunci inovasi, kisahnya mengingatkan kita: talenta bisa lahir di mana saja, asal ada kesempatan dan dukungan.

Medali emas Thesen di OSN 2025 adalah sebuah final yang manis, namun juga sebuah awal yang menjanjikan. Ini adalah fondasi yang kuat untuk membangun tradisi excellence di Maluku. Pemerintah Provinsi Maluku dan Dinas Pendidikan setempat diharapkan dapat menangkap momen bersejarah ini dengan memberikan perhatian dan investasi yang lebih serius terhadap pengembangan bakat-bakat sains dan teknologi di daerah.

Kepada Thesen, seluruh Maluku berucap selamat. Namamu tidak hanya tercatat sebagai peraih medali emas, tetapi sebagai pionir yang membuka jalan, pembawa harapan, dan kebanggaan segenap anak Maluku.

Selamat, Thesen! Prestasimu adalah nyanyian kemenangan dari timur yang akan terus bergema, menginspirasi generasi demi generasi.

Jika adik-adik terinspirasi, ikuti jejak Thesen dengan mulai belajar coding hari ini. Siapa tahu, medali emas berikutnya ada di tanganmu! Untuk info lebih lanjut tentang OSN, kunjungi situs resmi Puspresnas.

error: Content is protected !!